Keamanan Fisik (Biologic Safety)



Keamanan yaitu keperluan basic manusia prioritas ke-2 berdasar pada keperluan fisiologis dalam hirarki Maslow yang perlu tercukupi sepanjang hidupnya, sebab dengan tercukupinya rasa aman tiap-tiap individu bisa berkarya dengan maksimal dalam kehidupannya. Mencari lingkungan yang benar-benar aman memanglah susah, jadi konsekwensinya promosi keamanan berbentuk kesadaran serta penjagaan yaitu hal yang penting. Pengetahuan keperawatan sebagai pengetahuan yang fokus pada manusia serta keperluan dasarnya mempunyai tanggung jawab dalam menghindar terjadinya kecelakaan serta cedera seperti menjaga client yang sudah cedera bukan sekedar di lingkungan rumah sakit namun juga dirumah, tempat kerja, serta komune. Perawat mesti sensitif pada apa yang dibutuhkan untuk membuat lingkungan yang aman untuk client sebagai individu maupun client dalam grup keluarga atau komune. 

Pada umumnya keamanan (safety) yaitu status seorang dalam kondisi aman, keadaan yang terproteksi dengan cara fisik, sosial, spiritual, finansial, politik, emosi, pekerjaan, psikologis atau beragam akibatnya karena satu kegagalan, rusaknya, kecelakaan, atau beragam kondisi yg tidak dikehendaki. Keamanan bukan sekedar menghindar rasa sakit serta cedera namun juga membuat individu terasa aman dalam aktifitasnya. Keamanan bisa kurangi stres serta tingkatkan kesehatan. 

Keamanan fisik (Biologic safety) adalah kondisi fisik yang aman terlepas dari ancaman kecelakaan serta cedera (injury) baik dengan cara mekanis, thermis, elektris ataupun bakteriologis. Keperluan keamanan fisik adalah keperluan membuat perlindungan diri dari bahaya yang meneror kesehatan fisik, yang pada kajian ini difokuskan pada providing for safety atau memberi lingkungan yang aman. 


KARAKTERISTIK KEAMANAN

1. Pervasiveness (insidensi) Keamanan berbentuk pervasive berarti luas memengaruhi segalanya. Berarti client memerlukan keamanan pada semua aktifitasnya seperti makan, bernafas, tidur, kerja, serta bermain.

2. Perception (persepsi) Persepsi seorang mengenai keamanan serta bahaya memengaruhi aplikasi keamanan dalam kegiatan setiap harinya. Aksi penjagaan keamanan bisa efisien bila individu tahu serta terima bahaya dengan cara akurat.

3. Management (penyusunan) Saat individu mengetahui bahaya pada lingkungan client akan bertindak mencegah agar bahaya tak terjadi dan itulah praktik keamanan. Mencegah yaitu ciri-ciri mayor dari keamanan. 


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAMANAN 

Terdapat banyak aspek yang memengaruhi kekuatan seorang membuat perlindungan diri dari bahaya kecelakaan yakni umur, pola hidup, status mobilisasi, masalah sensori persepsi, tingkat kesadaran, status emosional, kekuatan komunikasi, pengetahuan mencegah kecelakaan, serta aspek lingkungan. Perawat perlu membahas beberapa aspek itu saat berencana melakukan perawatan atau mengajarkan client langkah membuat perlindungan sendiri.

1. Umur
Individu belajar membuat perlindungan dirinya dari beragam bahaya lewat pengetahuan serta pengkajian akurat mengenai lingkungan. Perawat perlu untuk pelajari bahaya-bahaya yang mungkin saja meneror individu sesuai umur serta step tumbuh kembangnya sekaligus aksi mencegahnya.

2. Style Hidup
Aspek pola hidup yang meletakkan client dalam kemungkinan bahaya salah satunya lingkungan kerja yang tidak aman, tinggal didaerah dengan tingkat kejahatan tinggi, ketidakcukupan dana untuk beli perlengkapan keamanan, ada akses dengan obat-obatan atau zat aditif beresiko.

3. Status mobilisasi
Client dengan rusaknya mobilitas akibat paralisis, kekurangan otot, masalah keseimbangan/koordinasi mempunyai kemungkinan untuk terjadinya cedera.

4. Masalah sensori persepsi
Sensori persepsi yang akurat pada stimulus lingkungan begitu penting untuk keamanan seorang. Client dengan masalah persepsi rasa, dengar, raba, cium, serta melihat, mempunyai kemungkinan tinggi untuk cedera.

5. Tingkat kesadaran
Kesadaran yaitu kekuatan untuk terima stimulus lingkungan, reaksi badan, serta berespon tepat lewati sistem berpikir serta tindakan. Client yang alami masalah kesadaran salah satunya client yang kurang tidur, client tak sadar atau 1/2 sadar, client disorientasi, client yang terima obat-obatan spesifik seperti narkotik, sedatif, serta hipnotik.

6. Status emosional
Status emosi yang ekstrim bisa mengganggu kekuatan client terima bahaya lingkungan. Misalnya kondisi penuh stres bisa turunkan konsentrasi serta turunkan kepekaan pada simulus eksternal. Client dengan depresi condong lambat berpikir serta bereaksi pada stimulus lingkungan.

7. Kekuatan komunikasi
Client dengan penurunan kekuatan untuk terima serta menyampaikan info juga memiliki resiko untuk cedera. Client afasia, client dengan terbatasnya bahasa, serta client yang buta huruf, atau tak dapat mengartikan beberapa lambang sinyal bahaya.

8. Pengetahuan mencegah kecelakaan
Info yaitu hal yang begitu penting dalam penjagaan keamanan. Client yang ada dalam lingkungan asing begitu memerlukan info keamanan yang khusus. Tiap-tiap individu perlu tahu beberapa cara yang bisa menghindar terjadinya cedera.

9. Aspek lingkungan
Lingkungan dengan perlindungan yang minimum bisa memiliki resiko jadi penyebabnya cedera baik dirumah, tempat kerja, serta jalanan.




Previous
Next Post »
Thanks for your comment